Tuesday, February 7, 2012

apalah artinya mencari ujung mangkok?

ada muncul dari tiada, akan tetapi tiada itu sendiri adalah suatu keadaan. keadaan yang berlawanan dengan ada. karenanya, tiada juga muncul dari ada. maka janganlah salah sangka, dan jangan salah tingkah. mencari sesuatu dalam arti kata mengejar-ngejar, berarti sama juga mencari kekosongan. segala sesuatu tercipta atau terjadi karena dua kekuatan di alam semesta ini, yang saling tolak, saling tarik, saling isi-mengisi. segala sesuatu yang ada dan yang tiada dalam pengertian manusia, terjadi olehnya. kemudian segala sesuatu di alam semesta ini saling berkait dan saling mempengaruhi sehingga tidak mungkin lagi dipisah-pisahkan. tidak ada yang paling penting dan tidak ada yang paling tidak penting, tidak ada yang paling tinggi ataupun paling rendah. semua itu tali-temali dan kait-mengkait, saling mempengaruhi, saling membasmi juga saling menghidupkan.

karenanya berputar dan terus berputar seperti bibir mangkok. tidak ada ujungnya dan tidak ada pangkalnya, tiada awal tiada akhir. sekali saja terganggu akan menjadi rusak sebentar dan mengakibatkan kekacauan, menjatuhkan korban, baru dapat kembali seperti sedia kala, kait-mengait, berputar-putar. Semua sudah sewajarnya dan sudah semestinya begitu.

jadi kita tidak perlu takjub atau heran lagi, dengan kondisi yang sedemikian. semua itu kosong. lahirmu, hidupmu, karirmu, susahmu, senangmu, matimu. semua itu kosong dan hampa belaka karena memang sudah semestinya begitu, sudah wajar, sehingga pengorbanan perasaan dan pikiran itu sia-sia dan kosong belaka. karena sesungguhnya yang disusah-senangi, ditawa-tangisi manusia, itu bukan apa-apa. hanyalah berupa kosong hampa dan sesungguhnya tidak ada apa-apa!

seperti seorang ibu menghadapi kematian anaknya yang terkasih. apakah yang aneh dalam peristiwa ini? tidak aneh. anak itu terlahir, tentu saja bisa mati karena sakit atau karena sebab lain. jadi tidak aneh, dan sewajarnyalah kalau seseorang yang dilahirkan itu akan mati, cepat atau lambat. seorang ibu menghadapi kematian anaknya yang terkasih. bukankah itu peristiwa yang wajar? kejadian itu wajar, semestinya, tidak ada sifat suka maupun duka. sang ibu berduka, menangis dan tersiksa hatinya, merana dan merasa sengsara. inilah yang tidak wajar!

mengapa tidak wajar? bukankah hal ini umum dilakukan semua orang! bagi umum hal ini adalah wajar. namun bagi hukum alam tidaklah wajar karena tidak ada kaitannya sama sekali antara dua peristiwa itu. disusah-senangi, atau ditawa-tangisi, peristiwa kematian itu tidaklah berubah karena tidak ada pertaliannya! yang tidak semestinya, yang tidak wajar, mendatangkan kekacauan dan karenanya menimbulkan hal-hal lain sehingga meluas sampai menimbulkan perang, menjadikan wabah penyakit, menimbulkan bencana alam dan lain-lain karena perputarannya tidak selaras.

kalau semua manusia dapat menempatkan diri masing-masing selaras dengan kehendak Alloh, kalau manusia dapat menyesuaikan diri dengan segala apa yang dihadapinya, menyesuaikan diri dengan segala apa yang diperbuatnya, maka dunia akan tenteram dan aman.

No comments:

Post a Comment